Sabtu, 24 Maret 2012

My Love (Fanfic Yuri Chinen, Nakajima Yuto, Daiki Arioka, dan Ryosuke Yamada)

Pagi ini sangat cerah dan indah, aku melangkah mantap menuju gerbang sekolahku, ku dengar ada sebuah suara yang memanggil namaku.
“Nana-Chan..” panggilnya. “Ne, Kyum ?” kataku, seperti biasa aku berkata dengan mencampur adukkan bahasa. Haha “Kenapa kau tidak menungguku ?” “gomen, kukira kau sudah berangkat duluan. haha” kataku sambil tertawa. Tiba – tiba terdengar suara riuh, dan aku tau itu pasti… “Nana-Chan, itu kan Yuri Chinen, Daiki Arioka, dan Nakajima Yuto. Kyaaa… mereka tampan sekali…” Ucap gadis yang ada di sampingku ini “Oh ayolah… mereka kan hanya pangeran sekolah, apa hebatnya ?” “mereka sangat TAMPAN !” Tampaknya Ken sangat tergila – gila, ya temanku ini namanya Kentasa Fujiya, tapi aku biasa memanggilnya Ken-Chan, katanya Kenta terdengar seperti nama lelaki. Ken sangat mengidolakan Nakajima Yuto, salah satu pangeran sekolah, yah… Yuto memang cukup tampan, tubuhnya yang tinggi, tegap, dan siapa yang dapat menolak pesona sang kapten basket ini? “terserahlah” aku pergi meningalkan Ken, tampaknya Ken tidak peduli dengan kepergianku, dia sibuk menatap Yuto dengan mulut terbuka, sahabatku yang satu ini kalau sudah melihat Yuto sahabat sendiripun di lupakan. Dasar Ken ! Ih sebel !
Yey, istirahat, haha, serasa bebas dari penjara. Hahaha… “Nana…….” Oh tidak…, sesosok gadis manis berambut sebahu memelukku sangat erat “Ai… aku gak bisa nafas tau!” “Haha, gomen :D” “Ne” Ucapku singkat “Kantin yuk, laper nih…” “boleh” kamipun berjalan ke kantin, dan dikantin ada si tiga pangeran sekolah itu lagi, oh tidak… sama separti Ken, Ai pasti terpesona, tapi bukan oleh Yuto, melainkan oleh Daiki Arioka, cowok imut dan tampan yang sering memenangkan juara memasak ini telah berhasil merebut hati Ai, aku ingat seminggu yang lalu Ai pernah tidak sengaja bertabrakan dengan Daiki, dengan wajah imutnya Daiki meminta ma’af pada Ai, dan kalian tau ? Ai hanya bisa mangap lalu pingsan, gila kan ? mau Ken, mau Ai sama aja! Kenapa sih mereka segitu terpesonya dengan cowo – cowo itu ?
TING _TONG. Yey bell, haha pulang… bahagianya diriku, saat pulang seperti biasa aku pulang bersama ke dua sahabatku ini, Ken dan Ai, kebetulan rumah kami bertiga berdampingan, kami bersahabat dari umur 14 tahun, yah… inilah hidupku, FUN !. Di Zebra Cross aku melihat sebuah mobil mewah yang lewat tepat di depan kami, dan kalian tau siapa yang ada di dalamnya ? si tiga pangeran sekolah itu lagi !. hih… kenapa kalian selalu hadir di hidupku hah???. Daiki membuka jendela mobil itu dan menatap Ai “kamu yang seminggu lalu bertabrakan denganku kan ? mau pulang ? mau bareng dengan kami tidak ? teman – teman mu juga boleh ikut” Tanpa harus ku ceritakan lagi kalian pasti tau, mana mungkin Ken dan Ai menolak ini, mereka langsung masuk ke dalam mobil mewah itu, sedangkan aku hanya diam “Nana-chan, kau tidak ikut ?” Tanya Ken “gak Ken, aku mau ke toko buku dulu” “benar kau tidak ikut ?” Daiki ikut bertanya, aku hanya tersenyum tipis “Sudahlah kalau dia tidak mau ikut, itu tidak masalah” Si Chinen malah nyamber, mana tampangnya jutek lagi. Akhirnya aku di tinggal di dekat Zebra Cross sendirian “SAHABAT GAK SETIA………” aku berteriak setelah mobil mewah itu berlalu, orang – orang di dekat situ menatapku heran, aku hanya dapat menutup mukaku dengan tas karna malu.
***Esok Hari***
“Nana-Chan…..” sambil berlari menghampiriku, itu adalah Ai dan ken, mereka bercerita betapa bahagianya mereka kemarin, ih gak peduli deh. Bayangkan saja aku di tinggalin di deket Zebra Cross sendirian, karna sebal, aku tinggalkan aja tuh merka berdua yang lagi cerita gak penting menurutku, aku pergi sambil ngedumel, aku pergi aja ke perpus, nyari cerpen cinta, hehehe… Saat aku sedang asik menjelajah rak buku itu, tanpa sengaja aku menabrak orang di sampingku “Gomen – gomen, kamu gak…” saat aku mengangkat wajahku, aku gak meneruskan ucapanku, karna apa ? itu si CHINEN ! cowo menyebalkan yang sangat ku benci !. bukannya mengambilkan buku – buku berserakan yang ku bawa tadi, dia malah berdiri dan berkata “Makanya mata di pakai!” sialan tu cowo, gua tonjok mati lu “heh, cowo belagu!, bukanya bantuin gua, lu malah ngatai gua!” “Cowo belagu ? yang ada tuh elu cewe rese, oia satu lagi, ngapain gua ngebantuin lu, palingan lu sengaja nabrak gua buat caper kan ? jangan munafik!” PLAKK, OMG reflek aku nampar si Chinen, dan tau gak matanya jadi tajem banget natap aku, kayak harimau ngeliat daging, serem… “Gak pernah ada yang nampar gua ! Lu bakal terima ganjarannya !” lalu dia pergi meninggalkan aku sendirian “yah… gua di apain nanti ??”
Aku sedang menikmati tiduran di kelas ku yang gurunya sedang tidak masuk, tiba – tiba, ENG ENG ENG “di mana Nanaho Nakazawa?” “aku mengangkat kepalaku dari meja saat mendengar ada yang menyebut namaku, dan kalian tau siapa ?? tiga pangeran sekolah itu, Chinen menghampiriku lalu menarikku ke luar kelas, anak – anak hanya bisa melongo melihat adegan itu, aku di bawa ke ruangan pribadi tiga pangeran sekolah itu, tentunya mereka punya ruang pribadi, ayah mereka kan komisaris di sekolah ini. Daiki dan Yuto hanya tersenyum lalu mereka keluar dari ruangan itu meninggalkan aku dan Chinen berdua “Mau ngapain lu ? jangan macem – macem ya gua bisa Taekwondo nih!” “Narsis banget sih lu, gua males banget ngapa – ngapain lu, gua cuma mau ngasih hukuman tamparan lu tadi, jadi babu di rumah gua selama 6 bulan” “Apa ? lu bodoh edisi special ya ? gak mau gua!” “emang lu mau gua keluarin dari sekolah ini?, inget ya ayah gua komisaris di sekolah ini!” huh.. dasar cowo belagu “Iya sombong !” “Iya apa ? iya mau di keluarin ?” “iya, gua mau jadi babu di rumah lu ! puas lu ?!” “haha, biasa aja” langsung pergi ninggalin gua “dasar gila…..” teriak ku saat dia sudah jauh. Tanpa ku sadari dari kejauhan ketiga pangeran sekolah itu ketawa cekikikan melihat sikap ku.
***Pulang Sekolah***
Aku keluar sekolah dengan wajah gembira, membayangkan akan impian pulang kerumah lalu tidur… ah nikmatnya… tapi… “eh, cewe bego !” aku menengok ke sumber suara dan ternyata, mereka lagi ! “ngapain lu diem aja ?! ayo ikut” “hah ? kemana ?” Tanya ku, Chinen tidak menjawab pertanyaan ku, aku malah langsung di tarik sama ajudan mereka, oh tuhan…hilanglah mimpiku untuk tidur di ranjangku tercinta…
***Rumah Chinen***
Aku melongo ngeliat rumah yang bisa di bilang istana itu “eh norak ! cepetan !” “iya, berisik !” Yuto dan Daiki hanya tertawa geli melihat tingkah aku dan Chinen. Ya kawan, inilah aku, gadis nan malang yang menjadi pembantu Yuri Chinen. Yuri Chinen, Daiki Arioka, dan Nakajima Yuto adalah tiga pangeran sekolah yang sangat di idam – idamkan siswi – siswi di sekolahku, termasuk ke dua sahabatku Kentasa Fujiyama dan Jung Ai Hanata. Yah, Nakajima Yuto anak tertua sekaligus tertinggi di keluarga ini, sang kapten basket yang ramah dan penyayang binatang serta sang wakil 1 ketua Osis, Daiki Arioka, pria imut + tampan yang memenangkan beribu – ribu perghargaan memasak, ramah, ketua 2 Osis, dan sang ahli pelajaran sastra. Terakhir anak ke tiga dari tiga bersaudara Yuri Chinen, paling pendek ! Paling nyebelin ! (menurut gue) Gigi kelincinya sanggup bikin cewe – cewe yang ngeliatnya terbang, ketua exscol Japans, ketua Osis, si jago acrobat, si raja balapan kuda, dan paling jutek sama cewe di banding ke dua saudaranya. Dan aku Nanaho Nakazawa, gadis biasa yang terjebak di antara tiga cowo ini. Hiks !
“Nih” Ucap Chinen sambil melemparkan pakaian pelayan padaku, oh tuhan… apa dosa hambamu ini… “Bersihin kamar mandi, dapur, taman, cuci mobil, masak, bersihin kamar gua, mandiin peliharaan gua, bersiin teras, tapi inget jangan sampe ada yang rusak” “lu gila ? pembantu lu ada bejibun begini kenapa harus gua yang ngelakuin semua itu ?!” “oh iya, lupa” Chinen menepuk tangannya tiga kali, lalu semua pembantunya yang puluhan itu menghadap di depannya, Chinen pun berkata “kalian semua boleh pulang” lalu dengan sigap semua pembantunya itu langsung pada siap – siap pulang “sekarang, pembantu gua cuma elu ! jadi yang kerja cuma elu !” kata chinen padaku, lalu dia meninggalkan ku sendiri. Dasar Sinting ! ucapku dalam hati. Dengan sangat teramat terpaksa gua kerjain tuh semua perintah Yuri Chinen. Hiks…
“Dek, segitunya kamu ngerjain dia ?” “emang kenapa ? wajarkan ?” “menurutku gak, kamu suka ya sama dia sampe ngerjain dia begini?” “gak” pergi meninggalkan ke dua kakaknya “tapi diakan mirip banget sama…” belum selesai Yuto mengucapkan kalimatnya Chinen sudah memotongnya “jangan pernah samakan dia dengan perempuan manapun!” sambil menatap Yuto tajam, lalu pergi. Yuto dan Daiki hanya dapat memandang bingung.
***Kamar Yuri Chinen***
Aku membersihkan kamar Chinen yang terkutuk itu, yah aku sebal ! sangat ! tapi aku harus melakukannya demi sekolahku. Hiks… aku membersihkan lemari pakaian Yuri Chinen, tanpa sengaja ada sebuah kotak yang jatuh dari atas lemari itu, aku melihat kotak itu, semula aku ingin menaruhnya kembali ke atas lemari, tapi karna penasaran aku membukanya, betapa kagetnya aku, ada foto gadis berpakaian merah muda yang wajahnya sangat mirip denganku ! oh tuhan… “ngapain lu!” Ada Chinen di depan ku, dia langsung merebut kotak itu dari tanganku “itu foto siapa ? kok mirip sama…” belum selesai bicaraku Chinen sudah memotongnya “gak ada hubungannya sama elu !” ucapnya dengan wajah seram “keluar dari kamar gue” aku keluar dari kamar Chinen dengan perasaan takut campur penasaran “mau tau perempuan itu siapa ?” aku menengok ke asal suara di belakangku.
***Ruang keluarga***
Yuto meminum teh hijaunya lalu mulai bicara “namanya Natasya Hoshizawa. Nama, sikap, wajah, kalian sangat mirip” Ucap Yuto “Dia cinta pertama Chinen, 3 tahun lalu dia pergi ke Amerika tanpa memberitahu siapapun, sampai sekarang tak pernah ada kabar darinya” sambung Daiki “apa ? jadi itu cinta pertama Chinen ? salut campur gak sangka, seorang Chinen Punya pacar. Haha” “kau pasti berfikir orang se cuek Chinen sepertinya tidak mungkin menjalin cinta. Tapi jika kau mengenalnya lebih dalam, sesungguhnya dia adalah seorang yang lembut dan sangatlah hangat” Ucap Yuto “kami berharap padamu Na-Chan, kembalikanlah senyuman di wajah adik kami” sambung Daiki “aku ? tapi kenapa aku ?” “Karna kami melihat Natasya di dalam dirimu” Ucap Yuto. Dari lantai dua ada yang memandang kami bertiga “cih ! perempuan seperti itu tak akan dapat membuatku tersenyum” Ucapnya sambil memegang foto gadis berpakaian merah muda.
***Horikoshi Gakuen***
Hari ini aku datang sangat pagi, aku ingin langsung masuk ke kelasku tanpa harus bertemu ketiga orang itu, tapi… “kau bersembunyi bagai anjing yang mencari indukmu” aku menoleh kearah suara, aku hanya dapat mengerutkan dahiku saat ku lihat Chinen berdiri di belakangku dengan tatapan menyebalkannya, walaupun harus ku akui dia sedikit tampan seperti itu, oh tidak… apa yang kau fikirkan Nana… dia adalah lelaki meyebalkan yang telah merusak hidupmu “kenapa menatapku begitu ? kau malu bertemu majikanmu ?” “majikan ? kau kira aku peliharaanmu !” ucapku sebal. Dia hanya tersenyum sinis lalu menarik tanganku “heh ? mau kemana ? aku tidak mau ikut denganmu” “diam ! ini perintah majikanmu !” aku hanya terdiam dan terpaksa mengikutinya karna aku takut dengan tatapan matanya yang tajam. Dia membawaku ke bukit di samping sekolah kami, aku hanya terdiam bingung saat Chinen menyuruhku duduk di bangku di bukit itu, ia duduk di sampingku, selama beberapa menit kami terdiam lalu aku memecahkan keheningan “oh iya, masalah di kamarmu kemarin…” “jangan anggap dirimu Natasya ! dia adalah cahaya dalam hidupku, sedangkan kau, mengenalmu saja tidak. Jadi jangan anggap karna wajah kalian mirip kau bisa mendapat perlakuan sepertinya” Chinen pergi meninggalkan ku saat ia selesai bicara, tapi aku menahannya dengan ucapanku “kalau dia cahayamu, dia tak akan meninggalkanmu, tidakkah kau sadar ? cahaya sejati tak akan pergi dari pelukanmu” Chinen berbalik, wajahnya terlihat sangat seram sekarang “tau apa kau tentangnya ? kau tidak mengenalnya karna kau bukan dirinya !” Chinen pergi meninggalkanku duduk sendiri di bangku ini “aku memang bukan dirinya, tapi aku bisa mengerti hatimu yang terluka karna kehilangannya” ucapku lirih saat Chinen telah pergi, tanpa ku sadari tetesan air murni jatuh dari mata ku, mengaliri pipiku hingga terbentur dengan bumi. Dari kejauhan Yuto dan Daiki hanya dapat melihatku.
***Pulang Sekolah***
Hari ini, setelah kejadian di bukit itu salah satu dari mereka tak ada yang menggangguku seperti biasa, aku pulang sendiri hari ini, karna Ken dan Ai sedang ada acara berbelanja, mereka mengajakku, tapi aku tidak tertarik. Aku melewati pertokoan di pinggir jalan, sebuah toko menarik perhatianku, ku langkahkan kakiku memasuki toko yang bahkan tak ku tau toko apa itu “selamat datang…” ucap seorang gadis ramah yang bekerja di toko itu “boleh ku tau toko apa ini ? karna aku tertarik dengan nama toko ini jadi aku memberanikan masuk” ya, nama toko ini memang unik, KETENANGAN HATIMU. Gadis itu tersenyum lalu menjawab pertanyaanku “toko ini adalah toko di mana hati mu menginginkanya” “maksudnya ?” “nanti kau akan mengerti, mari ikut aku” tanpa ragu sedikit pun aku mengikuti gadis itu, dia membawaku pada suatu ruangan yang di dalamnya terdapat banyak sekali pintu dengan bermacam bentuk dan warna “pilihlah kemana hatimu ingin melangkah” ucapnya. Aku mengikuti ucapannya, aku memasuki sebuah pintu berwarna merah muda dengan bentuk hati yang patah, saat masuk di dalamnya hanya ada sebuah kaca besar yang sangat indah, aku bingung dan mendekatkan tubuhku dengan kaca itu, tanpa ku ketahui tiba – tiba muncul tulisan di kaca itu, semula aku kaget, tapi karna penasaran aku membaca tulisan di kaca itu “mungkin kini kau belum menyadari, tapi kau akan sadar sesungguhnya cahayanya yang padam masih tersisa untukmu, mungkin kau belum mengetahui tentangnya, tapi hatimu akan menangis jika kau menjauh dari cahaya redupnya itu, hanya kau yang dapat menyinarinya dengan cahaya tulusmu” tanpa dapat ku bendung, kerlingan air mataku lagi – lagi membentur bumi dalam waktu yang cukup lama, kenapa hati ini sakit ? kenapa dada ini terasa sesak ? kenapa ? bendungan air mata ini menutup cahaya terang ku, mana mungkin dapat ku sinari sebuah cahaya yang selalu redup saat menatapku. Kenapa hati ini menangis saat melihat matanya ? kenapa ?
Keluar dari ruangan itu, gadis itu memberikan tisu padaku “itu bukan buatan, tapi memang sesuatu yang harus kau tau, hatimu terkadang ingin kau dengarkan, datanglah lagi kapanpun hatimu ingin merasakannya lagi.
Aku keluar dari toko itu dengan kepala yang sangat pusing, ada apa dengan ku ? semakin lama berjalan mata ini semakin buram, aku terjatuh tanpa kuat ku angkat tubuhku lagi, terasa olehku sesosok tangan yang hangat menangkapku, tapi aku tak mampu untuk membuka mataku dan melihat wajahnya.
***Rumah Sakit***
Aku membuka mataku, aku melihat Ken dan Ai dengan wajah khawatir di depan ku “Nana-chan kau tak apa ?” Ucap Ken dengan nada bersalah “Harusnya kami menemanimu pulang, bukannya membiarkanmu pulang sendiri” Sambung Ai, aku merasakan kepalaku yang serasa mau meledak “Ada apa denganku ? apa kalian yang membawaku kemari ?” “Yang membawamu kemari adalah Chinen” Ucap Ken “Apa ? kenapa harus dia ?” “Dokter bilang Amnesia mu membuat kepalamu jadi berkontraksi dengan ingatan masa lalumu” Ucap Ai “Amnesia ? Aku menderita Amnesia ?” “Kau tidak tau itu ?” Seorang pria yang berwajah ramah memasuki kamarku, di jas dokternya terpasang papan nama yang bertulisakan Kei Inoo. “Kau mengalami Amnesia, kelihatnya Amnesiamu sudah lebih dari setahun, harusnya dengan jangka waktu lama itu ingatan masa lalumu sudah terhapus, tapi entah karna apa, ingatan itu mencoba muncul lagi di kepalamu” aku hanya tertegun, kenapa ayah, ibu, dan kakak tak memberitahu kalau aku Amnesia ? kenapa ? fikirku. Ini menjadi sebuah kejadian yang sanggup memukul hatiku sampai terasa sangat sakit.
***Rumah***
Aku membuka rumah dengan nada kasar, sampai orang yang ada di dalam rumah itu tersentak kaget, di situ hanya ada kakak ku yang sedang makan lalu tersedak karna geprakan pintuku tadi, dan sebuah figura besar di dinding dengan foto aku, kakakku, dan kedua orang tuaku yang telah berada di surga “bisakah kau sedikit pelan bocah ?!” Ucapnya sinis, kakakku memang selalu sinis padaku, tapi aku tau di di dalam hatinya ada serpihan hangat seorang kakak “kak, apa aku mengalami Amnesia ?” pertanyaan yang ku lontarkan itu cukup untuk membuat kakakku tersedak untuk yang kedua kalinya “siapa yang memberitaumu ?” “tidak penting, jadi benar kak ? benarkah itu ? katakan kak ?!” aku menangis sejadi – jadinya, aku benci kalau hal seperti ini saja keluargaku tak memberitakukannya padaku. Tiba – tiba ku rasa pelukan hangat membalut tubuhku, ini pertamakalinya kak Ryosuke Yamada memelukku, biasanya dia selalu memberikan tatapan sinis padaku “sebenarnya ibu dan ayah tak memperbolehkan aku mengatakan ini, tapi karna kau telah mengetahuinya, baiklah. 3 tahun lalu… kami menemukanmu yang hanyut di sungai, sepertinya kau korban kecelakaan pesawat yang terbawa ke sungai, karna inginnya ibu dan ayah memiliki anak perempuan, mereka mengangkatmu sebagai anak mereka, mereka pindah kesini agar tidak ada yang tau identitas mu sebenarnya, sebenarnya namamu bukan Nanaho Nakazawa, itu hanya pemberian dari ayah dan ibu” tiba – tiba air mataku semakin deras, kepalaku semakin sakit, hingga aku pingsan di pelukan kakakku.
***Rumah Sakit***
Na… jangan tinggalkan aku… Ma’af Chii… kenapa… kenapa… para penumpang harap waspada… kenapa… sakit… kemana kau membawaku tuhan… kemana… “Na bangun na, bangun” “kakak ?” aku memegang kepalaku yang sangat sakit saat ini “Na-chan” Ucap Ai dan ken saat mereka memasuki pintu itu “Kau tidak apa – apa ?” “tidak, tapi akhh…” aku memegang kepalaku yang semakin sakit “NATASYA HOSHIZAWA” “apa ? kau bicara apa Na-Chan” “Nanaho kau bicara apa ?” “Natasya hoshizawa, itu namaku”
***Rumah Yuri Chinen***
“Natasya Hoshizawa ?” Tanya pria itu “Iya, ternyata dia Natasya, saat ingin kembali ke Jepang pesawatnya kecelakaan dan ia mengalami Amnesia, dan berubah nama menjadi Nanaho Nakazawa” Ucap Daiki panjang lebar. Chinen terpaku membeku saat itu. NATASYA ? itu dirimu ? fikirnya. Chinen langsung berlari meninggalkan Daiki dan Yuto, dia menyalakan mobilnya dan menjalankannya secepat mungkin, dia tak ingin kehilangan Natasya lagi.
***Rumah Sakit***
“Ah…..” “Na- Chan kamu kenapa ?” Aku tak sanggup menjawab pertanyaan itu, tapi aku mendengar dokter Inoo menyuruh para suster membawaku ke UGD
***Jalan***
Chinen sangat tak terkendali saat itu, dia tau Natasya ada di sana, dia tak mau cahayanya pergi lagi dari hidupnya, sampai itu pun terjadi BRAKK…!!!
***UGD***
Dokter membawaku ke UGD, aku sudah sadar, aku melihat seseorang di bawa ke tempat di sebelahku yang hanya di batasi hordeng, aku melihat dari celah hordeng itu dan “Chii” Ucapku kaget, pria itu melihat ke arahku dengan tubuhnya yang bersimbah darah, air mataku lagi – lagi membentur bumi, dan semakin deras, Chinen menghapus air mataku lalu berkata “Natasya, harapanku bertemu denganmu kini telah terkabul, kini cahaya ku kembali bersinar, tapi ku mohon tersenyumlah untukku” “mana mungkin aku tersenyum untukkmu di saat begini Chii” pria itu kembali menghapus air mataku “Jika aku pergi ingatlah Natasya, Cahayaku tak akan pergi untukku, selamanya dan selamanya” Aku hanya dapat menangis saat suster membawa Chii ke ruang operasi. Aku menunggu operasi Chii selama 2 jam, aku terus menangis, aku tak memperdulikan air mataku yang terus jatuh, kakak memelukku dengan sangat hangat, Yuto, Daiki, ken dan Ai ada di sampingku kini. Tapi kenapa, kenapa ? aku merasa sangat dingin, aku takut kehilangan cahayamu lagi Chii, jangan pergi Chii. Dokter keluar dari ruang operasi dengan wajah kecewa, lalu dokter Inoo menggeleng dan berkata “ma’af kan kami” tangisku semakin pecah, kenapa Chii, kenapa saat ku tau kau adalah cahayaku kau malah pergi, aku tak bisa hidup tanpa cahayamu Chii, Chii…
***5 Tahun Kemudian***
Ken telah berkeluarga dengan Yuto, Ai dan Daiki sekarang ada di Amerika untuk melanjutkan studi mereka sebagai sepasang kekasih. Dan aku ? meletakkan mawar putih di depan makam Chii “Chii… aku merindukanmu, sangat Chii… aku butuh cahayamu dalam hidupku” Aku ingin menangis, dari kejauhan ku lihat sesosok anak kecil menangis di sebuah makam, aku menghampirinya “kamu sedang apa adik kecil ? di mana orang tuamu ?” tanyaku padanya. Anak itu berbalik dan menatapku dengan matanya yang sangat indah “mama dan ayah pergi ke tempat tuhan, aku sendiri” ucapnya lirih, aku menggendong anak kecil yang kira – kira umurnya 3 tahun itu “Aku mau menjadi mama mu, apakah kau mau sayang ?” ia menatapku, tapi kemudian ia tersenyum dan memelukku “siapa namamu sayang ?” tanyaku lembut “Yuri Chinen” Ucapnya polos. Apa aku tidak salah dengar ? Yuri Chinen ? air mataku langsung menetes kembali. Ku rasakan sesosok tangan hangat menghapus air mataku, seperti lima tahun lalu “Chii ?” Ucapku “Mama kenapa nangis ? apa aku nakal ?” tanyanya “tidak sayang, aku menatap Chinen kecil, lalu mengangkat wajahku ke langit. Dalam hati ku berkata. Kau benar Chii, walau kau telah pergi tapi cahayamu tetap menyinariku, cahaya yang kini ada di sampingku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar